Konstruktivisme atau Constructivism adalah sebuah paradigma atau
pandangan dunia (worldview) bahwa belajar adalah sebuah proses yang aktif dan
konstruktif. Menurut pandangan konstruktivis, belajar dapat diibaratkan seperti
membangun rumah. Prosesnya dimulai dari mengumpulkan bahan-bahan material bangunan,
kemudian mengolah dan memadukan seluruh bahan itu hingga menjadi sebuah
bangunan rumah.
Bagi konstruktivis, pembelajar mengkonstruksi atau membangun sebuah
informasi. Pembelajar mengamati objek atau realitas, kemudian menciptakan
teori, konsep, pemahaman atau representasi mereka berdasarkan informasi yang
pernah mereka peroleh sebelumnya. Konstruksi ini tentu saja bersifat subjektif,
karena dibangun, dikonstruksi sendiri oleh pembelajar. Untuk mengurangi atau
menghilangkan unsur subjektif ini, guru dapat berperan memberikan arahan,
bimbingan dan evaluator agar pembelajar bisa keluar dari subjektivitasnya.
Cara mudah untuk mengingat pengertian konstruktivisme adalah dengan
mengingat kata ‘konstruktif’ yang berarti ‘bersifat membangun’.
Contoh Pengajaran yang Konstruktivis
Misalnya anda sedang mengajar menggunakan pendekatan konstruktivis. Tema
yang sedang anda ajarkan adalah Nasionalisme. Anda dapat memulai dengan
bertanya kepada siswa, “Coba, jelaskan apa itu nasionalisme menurut yang kamu
tahu?” Setiap siswa mungkin akan memberikan jawaban yang berbeda antara satu
dengan yang lain.
Sebagai contoh, mungkin ada siswa yang menjawab “Nasionalisme adalah semangat para pejuang kemerdekaan” atau “nasionalisme adalah cinta tanah air”. Di sini terlihat, bahwa siswa menjawab dengan subjektif, hanya dari sebatas dari apa yang mereka tahu atau dengar. Sebagai seorang guru, peran anda adalah meluruskan jawab mereka sesuai dengan definisi yang tepat, tanpa menyalahkan. Sebab, pada dasarnya jawaban mereka tidak salah, hanya masih kurang lengkap.
Anda pun berujar kepada anak-anak di kelas, “Benar, dulu yang
mengobarkan semangat para pejuang untuk terus maju merebut kemerdekaan adalah
nasionalisme.” Untuk menghargai jawaban kedua, anda mungkin akan menambahkan
pula, “Nasionalisme juga berarti cinta tanah air.” Dan setelah beberapa detail
lainnya, anda mengakhiri, “Jadi, nasionalisme adalah rasa cinta dan bangga pada
bangsa sendiri.” Anda bisa melanjutkan pelajaran dengan menjelaskan pengertian
nasionalisme dalam arti sempit dan luas, dan sebagainya.
Berdasarkan konstruktivisme, para ilmuan mencetuskan beberapa metode
mengajar dan belajar tertentu.
Selain konstruktivisme, ada juga paradigma lain yang sebenarnya
konstruktivis, tetapi terbatas pada sosial. Artinya, pandangan ini
sebenarnya adalah konstruktivisme sosial. Pandangan ini kemudian disebut Zone of Proximal Development (ZPD), yang akan dibahas lebih detail di lain kesempatan.
Salam inovasi!
Salam inovasi!
Harap berkomentar dengan santun dan bijak. Terima kasih. EmoticonEmoticon